26 Juli, Menyambut Hari Bakau Internasional, Kawasan IPIP Bersama Perusahaan Anggota KNI Meluncurkan Proyek Penanaman Bakau 2025 di Dermaga KNI​. Proyek ini bertujuan menanam 2.000 bibit bakau sepanjang tahun 2025, sebagai kelanjutan dari aksi restorasi ekologi yang dilakukan KNI tahun lalu, untuk mendukung pemulihan ekosistem pesisir.
Pada hari pelaksanaan acara, Sekretaris Daerah Kabupaten Kolaka beserta perwakilan 13 unit pemerintah seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan, Polres Pomalaa, dan Kodim Wundulako hadir di lokasi. Partner perusahaan seperti PT Vale Indonesia dan PT Rimau New World juga diundang untuk turut menyaksikan peluncuran proyek.​
Perwakilan Kawasan IPIP dan Wakil Direktur Utama KNI, Shao Weisheng, dalam sambutannya menyatakan:”Pembangunan industri dan pelestarian ekologi bukanlah pilihan yang saling bertentangan. Dari penanaman bibit mangrove pertama hingga perluasan proyek saat ini, inilah bukti nyata filosofi IPIP ‘teknologi unggul, ramah lingkungan’.”
Sekretaris Daerah Kabupaten Kolaka menanggapi:​”Kami berharap lebih banyak perusahaan yang dapat bergabung, agar garis pantai kawasan pertambangan kembali diselimuti oleh hutan hijau.”
Dosen Universitas Kolaka USN yang hadir di lokasi menjelaskan:”Hutan bakau tidak hanya berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi dan penyerap polutan, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekowisata serta sumber daya perikanan.”Beliau menekankan teknik penanaman ilmiah:”Kunci keberhasilan terletak pada pemilihan bibit lokal usia 3-5 bulan, penanaman dengan jarak 1 meter pada saat air surut, serta perawatan berkala yang konsisten.”
Pada sesi penanaman simbolis, Direktur Utama Shao bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Kolaka memimpin perwakilan dari berbagai pihak untuk menanam bibit bakau  pertama di garis pantai, menandai dimulainya program penanaman bakau sepanjang tahun ini. Para tamu undangan juga berpartisipasi dalam workshop “Dinding Harapan” dengan menuliskan komitmen mereka untuk melindungi ekosistem pesisir.​
“Setiap bibit merupakan perjanjian kita untuk masa depan,” ujar Direktur Utama Shao sambil memandang barisan tanaman bakau baru. “IPIP dan KNI akan terus menggali dalam dalam restorasi ekologi, membangun garis pantai biru yang kokoh.”​Kini, hutan bakau yang ditanam tahun lalu telah tumbuh subur mengikuti irama pasang surut. Saat kamera mengabadikan senyum para peserta, aksi konservasi IPIP dan KNI telah melabuhkan jangkauannya ke perairan yang lebih dalam – memulihkan struktur alami, mengaktifkan potensi komunitas, hingga membangun pesisir yang tangguh. Semua ini menjadi landasan hijau termulia bagi kawasan industri baterai lithium kelas dunia.
Latar Belakang​
Hari Konservasi Ekosistem Bakau Internasional (International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem) ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2015 dan diperingati setiap tanggal 26 Juli dengan tujuan meningkatkan kesadaran global akan pentingnya ekosistem bakau. Sebagai benteng ekologis unik yang menghubungkan daratan dan lautan, ekosistem bakau tidak hanya mampu memperlambat erosi pantai dan menyerap polusi air, tetapi juga menyediakan habitat bagi berbagai spesies laut serta berperan penting sebagai penyerap karbon dalam konteks perubahan iklim. Melalui penetapan hari peringatan ini, PBB mengajak negara-negara di seluruh dunia untuk bekerja sama dalam melindungi dan memulihkan ekosistem bakau guna membangun masa depan pesisir yang berkelanjutan.